Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Asesor LSP Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku. Salam literasi

Risiko Anak-anak yang Membaca di Era Digital

4 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
anak-anak yang membaca
Iklan

Risiko Anak-anak yang Membaca di Era digital. Kita hampir lupa tidak ada pengetahuan tanpa bacaan

***

Ini tentang anak-anak yang membaca buku di era digital. Mungkin sudah langka, mungkin tidak banyak lagi yang mau. Tempat membaca yang gratissangat jarang dan sulit ditemui di tengah publik. Bila ada perpustakaan pun mungkin jauh tempatnya, harus punya ongkos. Tidak tahu jadwalnya pula. Memang tidak mudah membaca di zaman sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Anak-anak yang membaca hari ini, dihadapkan pada tantangan yang besar. Berjuang mencari akses bacaan, ada di mana dan kapan? Buku-buku yang bervariasi judul dan isinya pun harus menunggu donasi. Apalagi mengajak anak-anak untuk membaca di zaman serba digital begini. Jadi, harus bagaimana mengajak anak-anak membaca?

 

Bila membaca adalah piliran besar. Maka setiap anak setiaporang yang punya ide besar, punya mimpi yang berbeda harus berjuang keras. Butuh keberanian untuk  bisa membaca di zaman begini. Harus melawan arus, berani bersikap bahkan harus punya komitmen dan konsistensi yang sepenuh hati.

 

Bila biasa-biasa saja, bila tidak punya keberanian. Maka anak-anak yang membaca di taman bacaan, bisa jadi akan punya risiko dan mengalami hal ini:

Selalu diabaikan karena dianggap membaca tidak penting.

Selalu ditertawakan karena di zaman digital masih membaca buku manual.

Selalu diremehkan karena banyak orang belum mengerti manfaatnya.

Sering dimusuhi karena dianggap tidak lagi mau main bersama.

Sering dikucilkan karena gemarnya membaca buku

Sering sangka sok pintar karena hobinya membaca buku.

Begitulah realitas yang ada di balik anak-anak yang membaca buku.

 

Karena itu, membaca butuh keberanian. Harus koitmen mengubah niat baik jadi aksi nyata. Harus konsistensi untuk membaca di waktu yang sudah terjadwal. Agar nantinya bisa dibuktikan, bahwa membaca sangat bermanfaat bagi anak-anak. Biarkan hasilnya akan berbicara sendiri.

 

Sebab suatu hari nanti, tidak ada pengetahuan tanpa bacaan. Tidak akan ada kemajuan maupun keberhasilan tanpa tantangan dan pengorbanan. Membaca dengan segala suka dukanya, gembira dan sedihnya adalah proses yang harus dijalani. Karena besok, tidak ada perubahan yang bisa terjadi tanpa inspirasi dari bacaan. Begitulah yang diperjuangkan tbm Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi!

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler